Saat ditemui Wolipop ketika acara soft opening Hair Care Center yang berkolaborasi dengan Phyto di tempat praktek pribadinya, Rumah Puan, dr. Amaranila menjelaskan bahwa penerapan jilbab yang kurang tepat bisa berpengaruh buruk pada rambut terutama untuk wanita Indonesia.source
Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengingatkan kalau kita hidup di negara tropis dengan cuaca cenderung panas dan lembab. Cuaca yang panas dan lembab membuat tubuh lebih banyak berkeringat. Ketika rambut mengeluarkan keringat kemudian ditutup dengan jilbab tentu keringat tidak akan keluar secara sempurna.
Maka dari itu, penerapan jilbab yang longgar lebih disarankan oleh dr. Amaranila. Bahkan dr. Amaranila menganjurkan untuk menggunakan kerudung loose dengan bahan menyerap keringat yang menutup sampai dada agar sirkulasi udara di bagian kepala tetap bagus.
"Indonesia panas tapi lembab artinya uap air di udara banyak tidak seperti di Arab Saudi, panas juga tapi menyedot air di kulit kita jadi dehidrasi. Makanya kalau di gurun pasir laki-laki juga harus ditutupi kepalanya kalau nggak bisa dehidrasi, rambutnya bisa mengalami kebotakan. Nah kalau berhijab di Indonesia, cuaca sedang panas kita keringatan karena ditutup hijab keringatnya nggak bisa sempurna keluar akhirnya ada kulit mati menumpuk, penyebab awal rambut rusak. Makanya pakailah selembar jilbab saja yang kainnya menyerap keringat jangan tebal. Lebih loose idealnya sehingga ada udara yang masuk memang kesannya kurang fashionable tapi balik lagi ke orangnya ya," papar dr. Amaranila kepada Wolipop di Rumah Puan, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (11/8/2016).
Pendiri klinik kecantikan Rumah Puan itu juga meningatkan para hijabers muda agar tidak menggunakan jilbab bertumpuk untuk berpergian di Indonesia. Jilbab bertumpuk bisa menjadi penyebab utama rambut rusak. Kerudung bertumpuk akan menghambat sirkulasi udara di area kepala. Tidak juga menggunakan kerudung yang mencekik leher.
Ketika ingin menerapkan jilbab bertumpuk, dr. Amaranila menyarankan untuk memakainya saat pergi liburan ke negara-negara yang memiliki musim dingin. Tak hanya itu, jilbab bertumpuk juga bisa diterapkan saat pergi ke Arab Saudi karena cuaca yang panas tapi kering untuk melindungi uap air dalam kulit agar tidak dehidrasi.
"Kalau kita pakai hijab saat winter di Amerika nggak apa-apa double-double karena untuk mencegah uap air agar nggak keluar, jadi kulit tetap terhidrasi. Di Arab juga bisa bertumpuk karena panas tapi kering supaya uap air tetap di dalam tidak tersedot keluar," tambahnya.
Untuk wanita Indonesia, gaya jilbab Turki lebih disarankan oleh dr. Amaranila karena simpel dan tidak perlu menggunakan berlapis-lapis jilbab. dr. Amaranila juga tidak menganjurkan untuk menambahkan aksesori berlebihan di atas kerudung yang bisa menghambat sirkulasi udara.
"Pakailah yang loose kayak orang Turki tuh cuma selembar. Jangan juga double lagi misalnya pake topi atau bunga yang besar ditumpuk di atas jilbab, itu jangan," ujarnya sebelum menutup perbincangan. (ays/ays)
0 comments :